Benarkah Arah Digitalisasi Kota Bitung menopang Kota Industri
INFO RIMBA - Kebijakan Pemerintah Kota Bitung, yang
mengubah Haluan dan arah pembangunan menuju kota Digital sangat sejalan dengan
tren global saat ini. Namun digitalisasi yang dimaksud sebaiknya lebih dititik
beratkan pada digitalisasi dibidang industri, terutama industri pengolahan.
Karena menyesuaikan dan menyelaraskan dengan arah revolusi industry 4.0. atau
revolusi industry generasi keempat.
Pada era ini, dunia teknologi fokus pada
rekayasa industri yang bersifat digital, sehingga tren yang berkembang
diarahkan pada otomasi dan pertukaran data dalam teknologi serta proses dalam
industry manufaktur.
Secara teknis manufaktur adalah sebuah
perusahaan, badan usaha atau pabrik yang mengolah bahan mentah melalui proses
kimiawi dan fisika sehingga mengubah bentuk, sifat dan tampilan produknya
menjadi setengah jadi atau bahan jadi yang memiliki nilai jual tinggi, karena
kegiatan manufaktur tersebut mencakup proses perakitan beberapa komponen agar
menjadi produk utuh yang memiliki kekhasan dan disesuaikan dengan tren pasar
global.
Alasan lain, karena melihat tren-tren rekayasa
digitalisasi teknologi yang dikembangkan saat ini, seperti Internet of Things
(IoT), Industrial Internet of Things (IioT), Sistem fisik siber (CPS),
artificial intelligence (AI), Pabrik pintar, Sistem Komputasi awan, dan
sebagainya, yang sangat mendukung konsep digitalisasi dibidang industry
termasuk industry pengolahan. Seperti pada bidang Industrial internet of things
(IioT) telah direkayasa sistim yang menunjang industry manufaktur, yang melengkapi
mesin-mesin fabrikasi dengan konektivitas nirkabel dan teknologi sensor yang
berfungsi memantau dan memvisualisasi seluruh proses produksi, bahkan lebih
dari itu, terkait pembuatan keputusan secara otonomi, konon dapat dilakukan
langsung oleh mesin-mesin tersebut.
Apalagi industry manufaktur terutama dibidang
pengolahan telah lama hadir di Kota Bitung, sebut saja industri manufaktur
bidang pengolahan ikan yang berjejer di area kecamatan madidir sampai Girian
sudah ada sejak 30-an tahun lalu. Industri pengolahan ikan ini, sangat
menjanjikan bila dilihat dari posisi Geografis Kota Bitung berada di kawasan
pasifik, yang memiliki keunggulan komparatif dengan kekayaan alam yang sangat
potensial, yang akan menjadikan Kota Bitung sebagai kota industri pengolahan
ikan terbesar di Indonesia.
Bukan hanya potensial di bidang perikanan,
sejak 40-an tahun yang lalu Industri pengolahan kelapa menjadi minyak Goreng
yang kita kenal dengan nama PT. Bimoli sudah beroperasi, industri minyak goreng
ini sangat potensial, karena posisi tanah sulawesi yang subur dan menghasilkan
kelapa.
Namun akhir-akhir ini kelihatan lesu aktivitas
industrinya karena belum ada sentuhan kebijakan Pemerintah yang lebih strategis
yang menjadi nilai ketertarikan bagi investor mancanegara untuk menanamkan
modalnya. Disamping sentuhan teknologi konektivitas nirkabel dan sensor belum
sepenuhnya diterapkan, karena masih membutuhkan pelatihan atau diklat teknologi
dari ahli-ahli teknologi yang kompeten, sehingga diharapkan dapat terjadi
proses alih teknologi digitalisasi industry untuk putra/i milenial kota Bitung.
Akhir-akhir ini industri bidang pariwisata
sudah mulai di galakkan Pemerintah Kota Bitung, dan sudah mendapat perhatian
dari pemerintah Provinsi SULUT dan kementerian Investasi. Karena Industri
pariwisata Kota Bitung ini menurut hasil survey beberapa lembaga terkait,
sangat potensial dan menjadi sektor pertumbuhan ekonomi baru di SULUT, Sehingga
Presiden Jokowi pun pernah singgah ke Kota Bitung, dan mengagumi potensi
destinasi wisata bawah laut Kota Bitung.
Menurut hemat kami, yang masih belum mendapat perhatian
pemerintah Kota Bitung adalah Industrialisasi bidang Perkebunan dan peternakan.
Padahal bidang ini cukup potensial karena area kaki gunung dua sudara masih menjadi
lahan tidur yang belum tersentuh industri perkebunan dan peternakan selama
puluhan tahun, sementara selama ini, sayur-mayur, rica dan bawang merah saja
masih suplay dari daerah-daerah tetangga, termasuk pasokan hewan peliharaan
seperti sapi, kambing dan ayam masih bergantung dari daerah tetangga. Bila
sektor ini segera digerakkan pemerintah, maka akan menjadi solusi fiskal yang
menjanjikan. Demikian pula sektor kemaritiman, dan masih ada beberapa yang
belum sempat dibuat kajiannya.
Berangkat dari deskripsi potensi industri
diatas, menurut hemat kami, bila konsep digitalisasi bidang industry pengolahan
ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka otomatis akan meningkatkan fiskal
daerah dan menjadi daya ungkit sektor-sektor ekonomi produktif lainnya. Karena
industrialisasi adalah model pendekatan ekonomi modern yang mampu menyerap
tenaga kerja yang besar dan menjadi nilai jual bagi para investor dalam negeri
maupun mancanegara. Wallahu a’lam bissawab...
Author : Dr. Arianto Kadir, M.Si
Post a Comment